Rabu, 29 September 2010

PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)

Menurut Suparman (2004), merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) merupakan: (1) Dasar dan pedoman bagi seluruh proses pengembangan tujuan pembelajaran selanjutnya (perumusan TPK merupakan titik permulaan sesungguhnya dari proses pengembangan pembelajaran); (2) Alat untuk menguji validitas isi tes (isi pelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan apa yang akan dicapai); (3) Arah proses pengembangan pembelajaran karena di dalamnya tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai peserta didik pada akhir proses pembelajaran.

Kriteria dalam merumuskan TPK berdasarkan unsur-unsur dalam TPK menurut Harjanto (2008) adalah sebagai berikut:
(1) menggunakan kata kerja oprasional
(2) berorientasi kepada peserta didik
(3) berbentuk tingkah laku
(4) hanya memuat satu perubahan tingkah laku.


Menurut Knirk dan Gustafson dalam Hernawan (2005) dalam merumuskan tujuan pembelajaran khusus hendaknya harus mencakup unsur-unsur/komponen yang dikenal dengan singkatan ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree).

1. Audience = A

Yaitu siswa yang belajar untuk mencapai tujuan. Artinya tujuan yang dirancang untuk siswa bukan guru. Oleh sebab itu komponen siswa harus selalu ada pada setiap perumusan TPK. Contohnya: siswa kelas 1, siswa kelas 6 dan sebagainya.

2. Behavior = B

Yaitu kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran. Komponen ini terdiri atas kata kerja yang menunjukkan kemampuan yang harus ditampilkan siswa dan materi yang dipelajari siswa. Kemampuan tersebut dinyatakan dalam bentuk kata kerja operasional seperti menjelaskan, memberi, contoh, menyusun, membuat, merakit,menunjukkan, mengenal dan sebagainya. Contohnya: membuat larutan oralit, menunjukkan letak ibukota propinsi dan sebagainya.

3. Condition = C

Yaitu keadaan yang dipersyaratkan ketika siswa diminta menunjukkan atau mendemonstrasikan perilaku atau kemampuan yang diharapkan. Contohnya: “diberikan sejumlah data, siswa dapat….”(ini berarti bahwa pada saat kita meminta siswa menunjukkan kemampuan tersebut kita harus menyediakan data) atau “dengan menggunakan rumus ABC, siswa dapat….” (ini berarti siswa dianggap sudah menguasai kemampuan tersebut apabila siswa melakukannya dengan menggunakan rumus ABC. Apabila tidak menggunakan rumus ABC berarti siswa belum menguasai tujuan tersebut).

4. Degree = D

Yaitu tingkat ukuran yag dicapai untuk menentukan keberhasilan atau penguasaan siswa terhadap tingkah laku khusus yang ditetapkan. Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dapat dianggap diterima. Contohnya: “siswa dapat menjelaskan lima karakteristik pemimpin yang demokratis” (siswa dianggap belum menguasai tujuan tersebut jika hanya mampu menjelaskan dua atau tiga karakteristik ersebut) atau “siswa dapat menjelaskan dua alas an penting transmigrasi” (siswa dianggap belum menguasai tujuan tersebut bila siswa hanya mampu menjelaskan satu alasan saja).

Menurut Suparman (2004) komponen dalam TPK yaitu ABCD tidak selalu tersusun sebagai ABCD tetapi sering kali CABD dan biasanya dalam praktek sehari-hari TPK hanya mengandung dua komponen yaitu A dan B kadang-kadang tiga komponen yaitu A,B, dan D. Berikut diberikan contoh TPK dengan rumusan komponen selengkapnya, yaitu: “Jika diberi kalimat aktif dalam bahasa Indonesia, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris semester III akan dapat menterjemahkannya dalam kalimat fasif bahasa Inggris paling sedikit 80% benar”. Dari contoh TPK ini komponen tersusun sebagai CABD dimana diberikan kalimat aktif merupakan komponen Condition, mahasiswa merupakan komponen Audience, dapat menterjemahkannya merupakan komponen Behavior dan 80% benar merupakan komponen degree.


Contoh Perumusan TPK :
Siswa kelas XI IPA akan dapat menjelaskan minimal dua aplikasi azas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari jika diberikan azas Bernoulli,”.

Dari TPK ini komponen tersusun sebagai ABDC dimana sisiwa merupakan komponen Audience, dapat menjelaskan merupakan komponen Behavior dan minimal dua merupakan komponen degree dan diberikan merupakan komponen Condition,

Berikut diberikan contoh merumuskan suatu tujuan pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/semester : XI/2

Kompetensi dasar : Menganalisa hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Materi Pokok : Fluida

Indikator pencapaian hasil belajar :
1. Memformulasikan hukum dasar fluida statik
2. Menerapkan hukum dasar fluida statik pada masalah fisika sehari-hari
3. Memformulasikan hukum dasar fluida dinamik
4. Menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari

Kemudian indikator-indikator dirinci kembali menjadi TPK-TPK yang dapat dijadikan patokan untuk melaksanakan program pembelajaran.

Contoh TPK yang dapat dibuat berdasarkan empat indikator di atas, yaitu:
Jika diberikan hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa kelas XI SMA akan dapat :
1. Menyebutkan minimal 2 hukum dasar Fluida statik
2. Menjelaskan hukum utama hidrostatika dengan benar.
3. Menjelaskan tekanan hidrostatika dengan benar
4. Menjelaskan hukum Pascal dengan benar
5. Memberikan minimal 2 contoh hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari
6. Menjelaskan hokum Archemedes dengan benar
7. Memberikan minimal 2 contoh hukum Archemedes dalam kehidupan sehari-hari
8. Menjelaskan masalah benda mengapung, melayang dan tenggelam


Referensi :
Agung, Anerlie Putri, 2010, Perumusan Tujuan Pembelajaran, www.blog.unsri.ac.id
Suparman, M. Atwi, 2004, Desain Instruksional, Universitas Terbuka, Jakarta.
Hernawan, Asep Herrry, 2005, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran,
Universitas Terbuka, Jakarta.